Oleh : Aisyah Fad
Si Eneng paling suka di ajak jalan-jalan. Imajinasinya suka mengembara kemana-mana. Dan hari ini Ayah berjanji mau mengajak ke Monkasel (Monumen Kapal Selam)
Si Eneng paling suka di ajak jalan-jalan. Imajinasinya suka mengembara kemana-mana. Dan hari ini Ayah berjanji mau mengajak ke Monkasel (Monumen Kapal Selam)
Sepanjang jalan kakak Eneng bertanya pada sang ayah, bagaimana kehebatan
perang menggunakan kapal selam. Dan sang Ayah yang pernah bercita-cita menjadi
angkatan laut bercerita dengan menggebu-gebu…
Singkat cerita sampailah mereka ke Monkasel. Eneng terlihat sangat
gembira meskipun antrian begitu panjang dan melelahkan.
Setelah berhasil mendapat karcis, dan tinggal selangkah masuk Monkasel.
Di depan pintu si Eneng ngadat menangis keras-keras, badannya berkeringat
dingin. Dirayu ditanya ini dan itu tidak mempan.
Akhirnya sang Ayah pun kesal si
Eneng di tinggal di depan pintu. Sang Ayah dan yang lain masuk Kapal Selam. Belum berganti ruangan
seorang satpam pun mengejar
“Pak, anaknya
menjerit-jerit!”
Keluarga
Eneng kembali keluar…
Baru muncul di pintu Eneng menabrak dan memeluk ayahnya bak sinetron..
Baru muncul di pintu Eneng menabrak dan memeluk ayahnya bak sinetron..
“Makanya ayo ikut!”
sang Ayah bangga umpannya berhasil.
“Tidak boleh! Semua
tidak boleh ikut!” Ucap Eneng garang,"semua tidak boleh pergi!"
“Maksudmu apa sih?”
Ayah Eneng mulai kesal.
“Ayah tidak boleh
ikut perang! Kakak tidak boleh ikut perang!! Semua tidak boleh perang!!”
?????
(Aisyah Fad)